RAHASIA SHOLAT KHUSUK
Seringkali kita (yang beragama Islam) melakukan shalat tidak
disertai kekhusyukan. Shalat hanya dijadikan sebagai rutinitas yang tak lebih
dari aktivitas jungkir balik di atas sajadah bergambar ka’bah. Ternyata
saya selama ini belum bisa merasakan itu. Saya merasa selama ini shalat hanya
demi menggugurkan kewajiban kepada Yang Maha Kuasa. Bukan sebagai kebutuhan
agar jiwa tetap sehat dan menghapus dosa-dosa kecil dan besar yang setiap hari
bisa hinggap pada diri saya, serta tentu saja sebagai tabungan masa depan
ketika kelak saya dipanggil oleh Allah SWT. Maka alangkah baiknya saya
mengingatkan diri saya sendiri dan jika bisa memberi juga pencerahan bagi
pembaca yang selama ini mengalami hal seperti saya.
Banyak sekali kitab-kitab klasik dan kontemporer yang membahas
bagaimana agar shalat bisa khusyuk. Tidak merasa terbebani dengan aktifitas
shalat yang setiap hari berusaha kita lakukan. Maka shalat akan menjadi ringan
dan menjadi nikmat.
Dalam buku yang saya baca “Rahasia
Sholat Khusuk” yang disusun oleh Rizal Ibrahim, terdapat pesan yang tersirat
maupun tersurat. Inilah rahasia-rahasia yang terdapat pada buku ini agar
sholat menjadi khusyuk. Seperti kisahnya Sayyidina Ali bin Abi Thalib
tentang kekhusyukan sholatnya. Suatu hari Sayyidina Ali pernah dadanya tertusuk
panah ketika perang. Saat hendak diobati beliau menolak dan berkata, “Obatilah
lukaku ini ketika aku sedang sholat.” Subhanallah, Sayyidina Ali ketika sholat
saking khusyuknya membaca Ayat-ayat Al-Qur’an sampai-sampai sedikitpun beliau
tak merasakan sakit ketika lukanya diobati. Akan tetapi, Sayyidina Ali pernah gagal
ketika memenuhi tantangan Rosululloh untuk sholat khusyuk di hadapan Rosul karena
saat akan melakukan salam teringat hadiah.
Perlu diketahui manusia terbagi
atas tingkatan-tingkatan dalam sholat. Sholat orang biasa adalah sholat kebanyakan orang pada
umumnya dengan menjalankan perbuatan yang diawali takbiiratul ihram,
diakhiri salam dengan disertai niat. Sholat orang khusus adalah dengan
meniadakan segala kehinaan yang terlintas dalam pikiran, keinginan-keinginan
duniawi dalam sholatnya namun demikian diperkenankan baginya terlintasnya
harapan-harapan yang bersifat ukhrawi seperti keinginan masuk dalam surga, aman
dari siksa neraka. Shalat orang yang sangat khusus adalah dengan khudurnya hati
dan berpaling jauh-jauh dari segala hal selain Allah.
Upaya-upaya untuk meningkatkan
kehusyukan dalam sholat kita yaitu:
- Menanamkan hakikat
La Ilaha Illallah.
Tanamkan makna
tiada Tuhan selain Allah didalam hati kita. Jauhkan dari semua rasa kebesaran
terhadap makhluk Allah. Nyatakan dalam hati, bahwa hanya Allah yang maha besar
dan hanya Allah yang maha kuasa.
2. Sholat sebagai kebutuhan.
Mengerjakan sholat lima waktu bukan hanya menggugurkan
suatu tuntutan kewajiban, tetapi kita membutuhkan sesuatu dari sholat tersebut.
Allah tidak membutuhkan ibadah yang kita lakukan. Seberapa besar ataupun kecil
amal kita tidak akan mengurangi kekuasaan Allah.
3. Sempurnakan bersuci.
Yang dimaksud bersuci tidak hanya berwudhu sebelum
shalat, tapi juga bersuci setelah beristinja’. Hal-hal yang bisa membatalkan
shalat adalah karena tidak sempurna dalam bersuci atau membersihkan diri dari
hadats kecil dan hadats besar. Bagaimana shalat bisa dikatakan syah apabila
kita masih memiliki setetes air najis yang menyiprat di paha karena kita buang
air dengan berdiri. Maka berhati-hatilah dalam hal bersuci ini.
- Memahami
bacaan-bacaan dalam shalat.
Alangkah hambarnya perkataan kita jika hanya datang
dari lisan tetapi hati tidak mengataui maknanya. Maka salah satu agar shalat
menjadi khusyu’ adalah dengan memahami makna yang terkandung dari bacaan dan
do’a yang kita ucapkan ketika shalat.
- Menghadirkan hati.
Yakin bahwa Allah menyaksikan shalat kita. Yakini
dalam diri kita bahwa Allah sedang memperhatikan kita saat shalat. Lupakan
sejenak segala urusan yang bersifat duniawi. Hanya Allah yang kita ingat saat
shalat akan bisa membawa kita kepada kekhusyu’an yang sebenarnya.
6. Menyempurnakan gerakan-gerakan sholat
Sewaktu kita sholat gerakan-gerakan pada sholat harus
kita perhatikan. Gerakan tiga kali berturut secara berlebihan dapat membatalkan
sholat. Didalam sholat ketika ruku’, i’tidal, sujud, dan duduk diantara dua
sujud menggunakan tumaninah (berhenti sejenak/tidak bergerak).
7. Menyempurnakan pakaian dan tempat sholat
Menutup aurat, pakaian dan tempat yang suci dalam
sholat adalah wajib. Jadi lebih baik gunakan pakaian dan tempat yang sempurna.
- Latihan shalat
tahajjud.
Ketika malam tiba. Saat semua manusia sedang terlelap
dalam tidurnya adalah saat yang tepat melakukan shalat malam. Shalat tahajjud.
Dengan suasana yang hening dan tenang tersebut kita akan mendapati suasana yang
nyaman dalam melakukan shalat.
- Menjadikan diri
sebagai tamu Allah.
Apa yang dilakukan seorang tamu ketika berkunjung ke
rumah orang lain adalah berusaha menggunakan pakaian yang rapi dan santun.
Begitu juga ketika menghadap Allah. Dengan memakai pakaian yang rapi dan bersih
menjadikan kita sepesial di mata Allah. Memang, kadang kita merasa dengan
menggunakan pakaian yang menutup aurat saja sudah cukup agar shalat menjadi
syah. Tapi bukankah khusyu’ dalam shalat akan meningkatkan nilai shalat kita di
hadapan Allah.
- Anggap sebagai
shalat terakhir.
“Bekerjalah seakan engkau akan hidup selamanya, dan
beribadahlah seakan-akan engkau akan mati esok hari”. Menganggap bahwa shalat
yang kita lakukan adalah shalat yang terakhir akan membuat shalat menjadi
khusyu’. Karena kenyataannya kita tidak akan pernah tahu kapan akan dipanggil
oleh Allah. Bisa jadi selesai shalat, besok pagi atau nanti sore.
11. Ikhlas
Amalan yang disertai hanya untuk
ridho Allah
- Berdo’a agar
diberi shalat khusyu’.
Yang terakhir adalah berdo’a agar selalu
diberikan shalat khusyu’ oleh Allah
oleh : Ahmad mas'udi
kelas Alfiyah di PPM Aswaja Nusantara
Mahasiswa di Universitas Teknologi Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar