nu

nu

Meraba Indonesia

Judul buku      : Meraba Indonesia
Pengarang       : Ahmad Yunus
Penerbit           : Serambi
            Sebuah perjalanan mengelilingi Indonesia dilakukan oleh dua wartawan bernama Farid Gaban dan Ahmad Yunus dalam rangka mengekspos segala kekayaan yang Indonesia miliki. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan aneka ragam budaya dan kekayaan alam yang melimpah. Namun, semua itu tidak menjamin dapat rakyatnya hidup sejahtera, bahkan kondisi yang ada sekarang justru sebaliknya. Mayoritas penduduknya hidup dalam kemiskinan dan masalah yang ada kian bertumpuk.
            Penjajahan Belanda merupakan salah satu penyebab dari beberapa masalah yang tanggung oleh bangsa Indonesia saat ini. Salah satunya adalah terpusatnya segala aspek pembangunan di pulau Jawa yang mengakibatkan tidak meratanya pembangunan ekonomi, sosial, maupun budaya di tanah air. Pembangunan–pembangunan Belanda yang hanya mementingkan keuntungannya semata dan tidak memikirkan akan nasib negara jajahannya di masa depan. Berbeda halnya dengan Inggris. Inggris membangun wilayah jajahannya dengan memikirkan masa depan dan potensi daerah tersebut sehingga sekarang negara bekas jajahannya menjadi negara yang sangat maju, seperti halnya Amerika serikat dan Singapura.
            Perjalanan itu di lakukan dengan hanya berbekal alat-alat sederhana dan cuma mengandalkan sepeda motor dengan cc rendah. Banyak pengalaman yang mereka dapatkan selama pejalanan ekspedisi itu. Misalnya, mereka berhasil mengungkap bagian dari wilayah Indonesia yang tak terjangkau oleh tangan pemerintah yang masih terjaga keasriannya.
            Perjalanan tersebut dimulai dari eksplorasi ke pulau Sumatra, kemudian lanjut ke pulau Kalimantan, Papua, dan kembali lagi ke Jawa. Di Sumatra, perjalanan yang kadang tidak di dukung oleh akses jalan yang kebanyakan masih berupa tanah bebatuan membuat perjalanan mereka terasa sangat melelahkan. Tapi semua itu terobati saat mereka melihat pemandangan alam Indonesia yang sangat menakjubkan baik darat maupun laut.
Masih ada banyak sekali pulau – pulau di tanah air yang tidak dikenal oleh masyarak Indonesia sendiri. Salah satunya adalah pulau Enggano yang dulunya pernah di singgahi Portugis. Portugis awalnya mengira pulau tersebut adalah Maluku yang sangat terkenal dengan hasil rempah-rempahnya. Akan tetapi, setelah mengelilingi pulau tersebut mereka baru menyadari bahwa mereka keliru. Kebutuhan pokok di pulau Enggano sangat mahal karena harus dipasok dari Bengkulu terlebih dahulu. Di sana terdapat rumah sakit, tapi letaknya di tengah hutan. Sehingga, rumah sakit tersebut tidak terawat dan terbengkalai. Itulah salah satu nasib dari salah satu pulau terluar Indonesia.
Perjalanan terus berlanjut ke pulau-pulau lain. Ekpedisi akhirnya mampir di suku Mentawai yang terkenal dengan budaya tattoo. Bagi masyarakat Mentawai, tattoo merupakan tanda dewasa bagi anak laki-laki. Selain di kenal dengan tattoonya, Mentawai juga memiliki tingkat keanekaragaman fauna yang luar biasa. 60 % hewan di  pulai ini merupakan satwa endemik. Namun sayangnya, banyak dari mereka yang malah di perjual-belikan secara illegal.
Dari Perjalanan ini tidak hanya ditemui kebudayaan-kebudayaan unik, tempat-tempat yang indah, ataupun satwa langka, tapi juga tempat-tempat bersejarah. Misalnya, saat di Bukit tinggi, mereka menemukan rumah Tan Malaka, Hatta, Syafruddin. Tak hanya sekedar berkunjung, mereka juga berkesempatan menginap salah satu bangunan bersejarah tersebut.
Ekspedisi mereka berlanjut ke salah satu pulau terbesar di Indonesia, Kalimantan. Di sana, musim kemarau bisa menjadi tantangan karena kebakaran hutan akan mudah terjadi dan menjalar dengan cepat. Selain masalah kebakaran hutan, Kalimantan juga dihadapkan dengan keberadaan hutan alam yang kian berkurang luasnya. Sebagian besar hutan di Kalimantan telah berubah menjadi perkebunana sawit. Oleh karena itu, sebagai masyarakat etnik asli Kalimantan, Suku Dayak yang berada di desa masih menjaga keasrian hutannya. Bagi mereka, hutan memberikan kehidupan.
Akhirnya, setelah mengenal beberapa budaya dan tempat di Kalimantan, perjalanan mereka berlanjut menuju Ketapang. Ketapang adalah pulau yang mempunyai hutan yang lebat dan aliran sungai yang deras. Selain itu, pulau ini juga memiliki kebun kelapa sawit yang begitu luas. Saking luasnya, sampai-sampai mereka butuh waktu selama 6 jam perjalanan bermotor untuk keluar dari perkebunan sawit tersebut.
Miangas merupaka pulau yang terletak di perbatasan Indonesia dengan Filipina. Kondisi di sana begitu memprihatinkan. Pernah direncanakan pembangunan bandara dan masyarakat setempat pun menyambutnya dengan positif. Mereka rela melepas tanahnya untuk kemajuan tanah kelahiran. Namun, pembangunan tersebut hanyalah rencana belaka dan tidak ada hasilnya. Selain itu, banyak bangunan fisik yang didirikan oleh pemerintah menjadi terbengkalai dan rusak. Ekonomi di pulau ini menjadi lumpuh semenjak ada isu bahwa Miangas menjadi jalur dan tempat keberadaan teroris dari Filipina. Banyak fakta terpendam yang mereka ketahui dari ekspedisi mengelilingi Indonesia ini.
            Papua menjadi destinasi selanjutnya. Pulau imi merupakan pulau terbesar ke dua di dunia setelah Greenland. Pulau ini merupakan pulau yang mengandung cukup banyak misteri terutama di pulau-pulau kecil di sekitarnya. Salah satunya adalah Raja Ampat yang terdiri dari gususan 600 pulau-pulau kecil. Budaya yang masih kental yang mereka temui di sana membuat pengetahuan mereka tentang Indonesia semakin bertambah.
            Terakhir, Farid dan Yunus kembali ke pulau jawa. Mereka mengunjungi tempat meluapnya lumpur Lapindo. Mereka penasaran  dengan kejadian yang menyengsarakan banyak orang dan seakan membunuh kehidupan di Sidoarjo.

            Perjalanan mereka berlangsung selama satu tahun penuh dengan mengendarai sepeda motor. Dari perjalanan itu, ada banyak cerita-cerita yang di dapat dari orang-orang yang mereka wawancarai.  Semua itu ditulis Farid dan dan dibukukan sehingga terbitlah buku tentang perjalanan mereka berdua yang menakjubkan tentang Indonesia.

di ringkas oleh : Siti Khoeriyah 
kelas XII di MAN Godean
santri PPM aswaja nusantara

Lelaki dilarang menangis

     Lelaki dilarang menangis
   ~Aliansyah Jumbawuya~
Di ringkas oleh : Baity Rahmah
kelas X di MA Nur Iman   
Setiba di Amuntai, aku tidak singgah dulu ke rumahku di Kotaraja, melainkan langsung meluncur ke rumah sakit Pembalah Batung. Rasa capek setelah menempuh perjalanan empat jam dari Banjarmasin seperti tak kurasakan. Aku sudah tak sabar lagi ingin mengetahui keadaan Uma. Sesampai di ruangan nomor 7 tampak beberapa kerabatku bergerombol. Aku segera masuk. Kulihat Uma terbaring lemas di ranjang. Kontan aku mendekat lalu menggenggam dan mencium tangannya.
Uma sempat menanyakan kapan kedatanganku ke rumah sakit. Betapa susahnya Uma mengeluarkan kata kata. Ingin sekali aku bertanya panjang lebar tentang kondisinya. Namun mengetahui kondisi Uma, aku mengurungkan niatku. Tubuhnya bertambah kurus, kurus sekali. Wajahnya pucat. Rambutnya pun kian menipis karena sering rontok. Kata dokter, Uma mengidap komplikasi penyakit, terutama diabetes dan hipertensi yang cukup parah.
”Pa-naas,” rintih Uma.
Seingat dan setahuku, Uma jarang bahkan mungkin tak pernah mengeluh. Kalau Uma sampai berkata seperti itu, tentu betapa sakit apa yang sedang Uma rasakan. Mendengar itu, aku tak kuasa menahan buliran air mata. Aku menangis sesenggukan. Sekilas kulirik Abah diam membeku di pojok ruangan dengan tatapan yang sulit kutafsirkan. Usai membasuh mukaku yang sembab, aku diajak abah keluar, duduk di pojok taman mungil yang agak sepi. Kupikir Abah akan menjelaskan tentang keadaan Uma,ternyata bukan.
”Lelaki itu tidak boleh cengeng, harus kuat dan tegar, pantang mengeluarkan air mata. Bukankah ini sudah sering Abah ingatkan sejak dulu? Apa kau lupa?” Abah mengingatkanku.
Sebenarnya aku ingin menyanggah, tapi suasananya belum tepat. Aku baru saja pulang, tidak tepat mesti berdebat dengan Abah saat ini. Jadi, lebih baik aku memilih diam.
”Kesedihan tidak perlu dibarengi dengan air mata. Tangisan sekeras apapun tidak akan mengubah keadaan, justru bisa melemahkan bahkan menambah kepanikan dan kekalutan. Lain kali simpan saja air matamu. Abah tidak senang melihat anak lelakinya jadi lembek dan rapuh. Beruntung tadi ketiga adikmu sudah pulang. Jika tidak, mereka pasti akan terpengaruh ikut-ikutan sedih”, tegas Abah.
”Menurut Ulun, menangis itu hal yang manusiawi. Coba,siapa yang tidak pernah menangis?” Akhirnya aku angkat bicara.
“Dulu waktu nenekmu meninggal, Abah tidak menangis. Begitu pula saat kakekmu tutup usia, tak setetes pun Abah mengeluarkan air mata. Sebagai putra yang tertua, Abah harus menunjukkan ketegaran pada adik-adik Abah, tidak boleh ringkih. Begitu pula kamu, sebagai putra sulung tidak sepatutnya menangis.”
Aku diam, tapi bukan berarti setuju dengan pendapat Abah. Bagiku apa tidak ada salahnya orang menangis. Duka kalau dipendam dalam hati justru akan berlarut-larut dan kadang menjadi penyakit. Sebaliknya, jika ditumpahkan lewat tangisan, sebentar kemudian perasaan bisa menjadi plong. Segala beban yang mengendap di dada bagai termuntahkan. Aku kelewat pendirian Abah yang keras kepala. Pendiriannya yang kuat seolah tak terbantahkan.
”Menangis itu hanya untuk kaum perempuan karena sudah dari sananya begitu. Mereka memang gampang dan sangat mudah mengeluarkan air mata. Akan tetapi, bagi seorang lelaki menangis adalah hal yang tabu. Ia harus tangguh. Seberat apapun cobaan, harus ia sikapi dengan berani. Penderitaan dan kesengsaraan, sebagaimana juga kegembiraan dan kesenangan, adalah bagian dari permainan hidup, datang dan pergi silih berganti. Hadapilah tanpa air mata!”
Sebenarnya aku ingin mengatakan bahwa menangis itu tidak identik denagn kelemahan, tetapi tiba-tiba kulihat dua orang perawat memasuki ruangan tempat Uma dirawat. Aku dan Abah serentak bergegas menuju ruangan Uma. Salah satu perawat mengatakan bahwa tekanan darah Uma masih tinggi. Kadar gulanya juga sama. Tadi pagi kata dokter jika dalam tiga hari ini diabetesnya tidak turun, kalau memang mau Uma bisa saja di rujuk ke RSUD Banjarmasin, tetapi lebih baik tunggu dulu perkembangannya nanti. Mendengar keterangan tersebut jantungku berdegup kencang, menimbulkan perasaan was-was. Aku berharap akan ada keajaiban dari Allah SWT.
Suatu malam, aku dan Julak Iram mendapat giliran untuk menunggui Uma sedangkan Abah pulang ke rumah mengingat sidin beberapa malam sebelumnya selalu berjaga. Ketika Uma tertidur dan cairan infus kulihat masih banyak, aku mengajak Julak keluar ruangan untuk mencari angin. Kami duduk di tikar plastik yang terhampar dilantai teras. Lantaran kejadian tadi siang masih mengusik di benakku, aku pun diliputi rasa penasaran. Aku bertanya kepada julak,tentang “apa betul lelaki itu tak boleh menagis?”
Sejenak Julak Iram tersenyum, tidak langsung menjawab. Mungkin ia tengah menyelami kegundahanku. ”Orang yang menangis belum tentu lemah atau cengeng,” akhirnya sidin berkomentar. ”Sekarang ini pengertian air mata begitu luas, bisa mengandung banyak makna. Jangan kira orang yang menangis itu rapuh, boleh jadi sebagai bagian dari strategi. Saat seorang istri berurai air mata, mungkin saja ia tengah memancing suaminya agar segera memberi perhatian lebih kepadanya. Biasanya lelaki memang gampang luluh kalau sudah melihat perempuan menangis sehingga ia akan berusaha memenuhi apapun keinginan si perempuan. Dengan begitu, diam-diam justru ia yang memegang.”Aku masih belum mengerti omongan Julak Iram.”
Julak Iram melanjutkan penjelasannya dengan mengambil sebuah kejadian bahwa beberapa tahun lalu, ada calon gubernur membesuk anak yang menderita pembesaran kepala. Karena sadar tengah dibuntuti para wartawan, sambil mengusap bocah malang itu, ia pun meneteskan air mata. Keesokan harinya, banyak media masa yang memberitakan momen ia menangis tersebut. Dengan cara menangis, akhirnya ia mendulang banyak suara dan berhasil terpilih menjadi Gubernur. Mendengar banyak penjelasan dari Julak Iram aku masih bingung bila membandingkannya dengan pendirian Abah yang melarang keras aku menangis.
Ternyata sebelum dibawa ke Banjarmasin, Uma menghembuskan nafas terakhirnya. Kata-kata sudah tidak bisa mewakili betapa dalam kesedihan yang menghujamku saat itu. Kucoba untuk mencegah buliran kristal jatuh bergulir di pipiku. Adikku yang baru SMP, Ihin, mulai menangis di dekat jenazah Uma. Aku segera mengingatkanya dengan menakutinya jikalau nanti ketahuan Abah, maka Abah akan marah. Air matanya pun cepat menyusut.
Usai pemakaman, sekilas kudengar orang-orang berkomentar. Ada yang menilaiku sangat tegar lantaran tidak menangis, sebaliknya ada pula yang setengah menghujatku, menganggap aku tidak sayang kepada Uma karena sama sekali tak menangisi kepergiannya. Sekitar pukul 10.00 WITA usai selamatan turun tanah, aku mengurung diri dalam kamar. Biarlah kurajut kenangan tentang Uma diatas tempat tidurku. Tapi belum lagi jauh menerawang, tiba-tiba kudengar suara seperti orang sedang menangis. ”Bukankah tadi ketiga adikku sudah terlelap?”

Agaknya suara tersebut berasal dari kamar sebelah. Aku pun beringsut melangkah dan mengintip dari balik pintu yang tak terkunci. Betapa terkejutnya aku. Ternyata yang menangis itu adalah Abah. Aku yakin tak salah lihat. Abah benar-benar menangis. Aku tak tahu apakah karena terlalu cintanya Abah kepada Uma atau lantaran alasan lain. Semula aku sempat bermaksud menerobos masuk kamar itu untuk menenangkan Abah, tetapi begitu ingat selama ini betapa sering Abah melarang anak lelakinya menangis, menghancurkan air mata, aku pun segera mengurungkan niat tersebut. Aku tak ingin Abah malu karena aku memergokinya tengah menangis. Biarlah ini cukup menjadi rahasiaku saja. :’) []

                                                                                           ~Aliansyah Jumbawuya~

Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk

                                 Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk
Ahmad Rifa’i Rif’an

Time is my life
Sesampainya di rumah setelah selesai mengurus jenazah kakeknya, Sulaiman bin Abdul Malik, Khalifah Umar bin Abdul Aziz istirahat dengan berbaring di ranjang. Tak selang lama, putra Umar, Abdul Malik, datang kepadanya dan bertanya : “Wahai Amirul mu’minin, gerangan apakah yang membaringkan Anda di siang hari bolong seperti ini?”
Umar menjawab, “Aku letih, aku butuh istirahat”
Abdul Malik berkata, “Pantaskah Anda beristirahat padahal banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, masih banyak rakyat tertindas yang butuh pertolonganmu.”
Umar menjawab, “Semalam suntuk aku menjaga pamanmu dan itu yang mendorong aku untuk istirahat, nanti setelah sholat dhuhur aku akan mengembalikan hak-hak orang-orang yang tertindas dan teraniaya.”
Sang anak pun bertanya, “Wahai Amirul Mu’minin, siapakah yang menjamin Anda hidup sampai Dhuhur? Bagaimana kalau Tuhan menakdirkan Anda meninggal dunia sekarang?”
Kemudian Umar bangun dan pergi membawa satu karung pikulan gandum, lalu mencari orang yang kelaparan.

Hakikat waktu
Setiap manusia di muka bumi ini diberikan jumlah waktu yang sama oleh Tuhan, yaitu 60 menit setiap jam, dan 24 jam setiap hari. Yang menjadi masalah bukanlah jumlah waktunya, tetapi bagaimana manusia memanfaatkan waktunya. Waktu adalah esensi hidup kita yang dengannya kita diberi pilihan untuk mengisinya dengan aktivitas yang kosong atau dengan melakukan hal-hal yang produktif. Malik bin Nabi dalam bukunya Syuruth An-Nahdhah memulai uraiannya dengan mengutip satu ungkapan yang dinilai oleh sebagian ulama sebagai hadits Nabi Muhammad s.a.w., “ Tidak terbit fajar suatu hari, kecuali dia berseru, ‘ Putra-putri adam, aku waktu, aku ciptaan baru, yang menjadi saksi usahamu. Gunakan aku karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat’.”
“Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
“Kehilangan waktu itu lebih sulit daripada kematian, karena kehilangan waktu membuatmu jauh dari Allah dan Hari Akhir, sementara kematian membuatmu jauh dari kehidupan dunia dan penghuninya saja.” (Ibnu al-Qayyim)
“Dunia ini hanya terdiri dari tiga hari : kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Besok, engkau mungkin takkan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kau punya, jadi beramallah di sana.” ( Hasan al- Bashri)
“Wahai Bani Adam (manusia), sesungguhnya anda hanyalah kumpulan hari-hari, maka jika hari telah berlalu berarti telah berlalu sebagian dirimu.” (Hasan al-Bashri)
Begitu berartinya waktu dalam kehidupan kita. Islam telah memberikan gambaran yang utuh tentang memuliakan waktu, karakteristik waktu dan rahasia manajemen waktu nabi. Dalam Al-Qur’an, Allah telah menempatkan waktu pada posisi yang sangat tinggi. Dalam Al-Qur’an waktu benar-benar dimuliakan sampai-sampai banyak sumpah atas nama waktu. Misalnya “Demi waktu” dalam QS. Al-Ashr, “Demi waktu saat matahari naik sepenggalah” dalam QS Adh-Dhuhaa. Setiap orang harus bisa menghargai waktu. Waktu adalah modal bagi seorang hamba. Sebagaimana dikatakan oleh Imam al-Ghazali, “Seseorang yang membiarkan waktunya berlalu sia-sia, dan lenyap begitu saja, sama artinya ia dengan sengaja atau tidak sengaja- telah melenyapkan sisa-sisa masa kehidupannya”.
Setiap detik adalah perjalanan menuju alam kubur, setiap saat adalah tahapan berkurangnya usia dan semakin mendekat pada kematian. Sehingga hamba yang beruntung, ia akan memanfaatkan waktunya untuk kebaikan, tidak ada saat untuk melakukan hal yang sia-sia, dan mengatur waktu yang akan dihabiskan tersebut dengan tujuan yang jelas. Thomas charlyle dalam kata-kata bijaknya mengatakan, “Seseorang yang memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya, akan membuat suatu kemajuan walaupun ia berada di jalan yang sulit. Seseorang tanpa tujuan yang jelas, tidak akan membuat suatu kemajuan meskipun ia berada di jalan yang mulus.”
Bayangkan jika ada sebuah bank yang memberikan uang kepada kita Rp 86.400 setiap pagi dan kita harus menghabiskan semua uang tersebut. Sebab pada malam hari, bank tersebut akan membakar uang yang tersisa, yang tidak kita gunakan. Apa yang akan kita lakukan? Tentu saja kita akan menghabiskan uang tersebut secepat mungkin. Setiap kita, memiliki sebuah bank seperti itu yang bernama “Waktu”. Setiap pagi, ia akan membuka sebuah akun baru dan memberi kita 86.400 detik. Kemudian di malam harinya, ia akan membakar waktu yang tersisa. Jika kita tidak menggunakan waktu tersebut dengan baik, maka kita akan menyesal karena kita tidak dapat meminta kembali sisa waktu yang tidak kita habiskan dan kita juga tidak dapat meminta “uang muka” untuk hari esok.
  • Untuk tahu bagaimana pentingnya waktu dalam 1 tahun, tanyakan pada siswa yang gagal dalam kelas.
  • Untuk tahu bagaimana pentingnya waktu dalam 1 bulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
  • Untuk tahu bagaimana pentingnya waktu dalam 1 minggu, tanyakan pada seorang editor majalah mingguan.
  • Untuk tahu bagaimana pentingnya waktu dalam 1 jam, tanyakan pada seorang gadis yang menunggu untuk bertemu kekasihnya.
  • Untuk tahu bagaimana pentingnya waktu dalam 1 menit, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat.
  • Untuk tahu bagaimana pentingnya waktu dalam 1 detik, tanyakan pada orang yang selamat dari kecelakaan.
  • Untuk tahu bagaimana pentingnya waktu dalam 1 mili detik, tanyakan pada orang yang meraih medali perak dalam pertandingan.
Bukan ‘Berapa?’, tapi ‘Untuk apa?’
Waktu terus mengalir menuju sisa yang semakin sempit. Lalu kalimat tanya klasik yang seharusnya terus-menerus kita ajukan kepada jiwa kita sendiri hanyalah satu. Karena satu kalimat tanya itu nantinya juga akan menjadi kalimat tanya yang diajukan Allah kepada kita di akhir masa : Waktumu kau habiskan untuk apa?
Masa terus mengalir menuju peraduannya. Detik demi detik pun akan tetap melaju. Kencang atau tidak lajunya bukan bergantung jam dinding yang menempel di kamar. Cepat lambatnya waktu tak ada kaitannya dengan jam digital yang kita tatap tiap saat buka HP. Cepat lambatnya waktu akan berbeda bagi tiap orang, meskipun jarum detik tetap bergerak dengan kecepatan yang sama. Umur kita bergantung besar pada produktivitas kita dalam memanfaatkan usia. Jadi, sekalipun orang dikatakan memiliki umur panjang, tetapi kalau hidupnya tidak produktif, pada hakikatnya ia berumur pendek.  Bahkan, ia mengalami kebangkrutan dalam umurnya, karena fasilitas usia yang diamanatkan oleh Allah dan dipertanggung jawabkan kelak di hari akhir tidak digunakan secara efektif dan produktif.
Dengan sindiran yang cukup telak, Buya Hamka pernah menasehatkan, “Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja.” Dengan perumpamaan babi hutan dan kera, Buya Hamka seolah menuturkan bahwa jika kualitas hidup kita hanya sekedar menjalani hidup mengalir tanpa punya makna, maka apa bedanya dengan babi hutan yang selama ini kita rendahkan. Kalau tiap hari kita bekerja dan bekerja hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup tanpa ada tujuan yang lebih tinggi, apa beda kita dengan kera yang tiap hari juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masa terus beralih menuju titik peraduannya, dan Allah tak pernah memberi kalimat tanya dengan kata awal ‘berapa’. Kalimat tanyanya adalah ‘Untuk apa’. Masa tak pernah menunggu. Usia tak pernah menanti. Satu yang pasti, usia kita adalah amanah yang tidak gratis. Ia merupakan modal yang diberikan Allah untuk kita dan tidak ada jeda untuk istirahat. Sibukkan diri dengan hal-hal yang produktif dan lelahkan jiwa dengan merangkai ide-ide yang bermanfaat bagi banyak makhluk.
Lelah adalah nikmat. Lelahnya muslim bisa menjadikannya lebih dekat kepada Rabb-nya. Di siang hari ia curahkan energi dalam perjuangan iman, dan di malam harinya dengan berjuta keluh kesah yang ia adukan lelahnya di tiap sujud malamnya. Sibuk seorang muslim juga indah. Dalam sibuk ia berlatih untuk mengelola waktu, mengatur jadwal, dan merapikan agenda. Benar kata seorang teman, “ Jika ingin memberi amanah, berilah pada orang yang sibuk karena dia lebih pandai mengatur waktu ketimbang mereka yang terbiasa menganggur.”  Bagi makhluk, waktu memiliki sifat yang misterius: tidak dapat kembali, cepat berlalu, dan momen yang berlalu belum tentu dapat terulang. Sehingga terkadang penyesalan datang pada manusia yang telah menyiakan waktunya dengan hal-hal yang mubazir, bahkan dengan keburukan.

Sibukkanlah diri karena sibuk itu indah. Apalagi jika sibuk dalam agenda ibadah. Nikmati kesibukan dan kumpulkan poin sebanyak-banyaknya untuk ditukarkan dengan tiket surga yang paling indah. Ketika kita benar-benar dalam waktu yang teramat sibuk, kita baru akan menyadari betapa berharganya waktu luang yang selama ini kita biarkan terlewat begitu saja. Kita tidak harus menghindari beristirahat atau rekreasi. Yang kita hindari adalah menyia-nyiakan waktu. Rekreasi itu sendiri berarti menciptakan kembali. Salah satu tragedi terbesar dalam kehidupan modern ialah kehidupan kita yang tergesa-gesa, kita sering membiarkan diri kita melesat terlalu jauh dari rohani sehingga diragukan apakah keduanya dapat bertemu kembali di dunia.

di ringkas oleh :Fathurrahmah 
santri kelas imrithy di PPM Aswaja Nusantara
Mahasiswi fakultas ekonomi di UMY

Warna-Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya

Judul buku : Warna-Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya
Oleh : Tim pustaka familia

Warna-Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya
Pada dasarnya, anak cerdas tidak tumbuh dengan sendirinya. Orang tua memiliki pengaruh yang besar untuk menciptakan lingkungan  yang kondusif umtuk merangsang perkembangan potensi anak. Yang perlu diingat bahwa setiap anak memiliki warna kecerdasan yang berbeda satu sama lain, bahkan dengan saudara kandungnya sendiri sekalipun. Namun, kesadaran akan hal ini masih sering terabaikan oleh kalangan orangtua. Itulah sebabnya, pola perlakuan yang sama tidak bisa diterapkan untuk semua anak. Setiap anak haruslah memiliki cara penanganan yang berbeda karena setiap individu dari mereka tidaklah sama.
Memiliki anak cerdas tentunya merupakan dambaan bagi semua orang tua. Oleh sebab itu, wajib bagi mereka untuk memilki kesadaran akan pentingnya pendampingan terhadap anak dan pemahaman akan bentuk-bentuk kecerdasan anak. Selain itu, melatih diri terus-menerus untuk menjadi lebih kreatif dalam menyikapi anak-anak juga tidak kalah penting.
Menurut Howard Gardner, ada 8 kecerdasan dasar yang sering disebut kecerdasan majemuk :
1.      Kecerdasan bahasa
kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mencerna apa yang dibaca dan apa yang dipikirkan.
2.      Kecerdasan musikal
anak yang memiliki kecerdasan musikal akan memiliki kemampuan menghafal syair dengan cepat.
3.      Kecerdasan logis
anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya berprestasi dalam bidang Matematika dan IPA.
4.      Kecerdasan antarpribadi
Kemauan untuk berbagi, kemampuan berempati dan menunjukkan kasih sayangnya dengan nyata, dan memiliki sense of humor.
5.      Kecerdasan memahami diri
Anak yang memiliki kemampuan mengenali diri sendiri yang baik akan mampu menemukan cara mengobati kekecewaannya atau kebosanannya sehingga dapat menemukan jalan keluarnya.
6.      Kecerdasan spasial
memiliki kemampuan menggambarkan sesuatu dengan jelas, mampu menggambar di atas kertas lebih dari satu dimensi, serta memiliki imajinasi yang kuat.
7.      Kecerdasan olah tubuh
kecerdasan yang dimiliki oleh para atlet, pemahat, atau montir.
8.      Kecerdasan naturalis
kemampuan yang dimiliki anak dalam mengembangkan pengamatan terhadap alam sekitar.
Menjadikan anak cerdas tidaklah hanya melalui metode pembelajaran konvensional yang monoton, yaitu baca tulis yang sering membuat anak jenuh dan stress. Mengajarkan sempoa (metode hitung cepat) bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif. Sempoa tak hanya bisa meningkatkan kecerdasan dalam bidang Matematika saja, namun juga dapat mendukung kemampuan anak dalam mata pelajaran lain. Hal ini karena metode sempoa dapat meningkatkan keseimbanagan otak kanan dan otak kiri. Sehingga, konsentrasi, kreativitas, dan juga kecerdasan emosional (Emotional Inteligence) anak juga akan meningkat.
Selain dengan sempoa, belajar menggambar juga penting. Namun, belajar menggambar yang efektif adalah belajar yang tanpa ada kekangan. Artinya, anak diberikan kebebasan penuh untuk menentukan objek yang dia sukai. Biarkan anak berekspresi berdasarkan imajinasinya baik dari segi bentuk maupun warnanya. Orang tua tak perlu melihat hasil karya anak dari kacamata orang dewasa. Orangtua hanya perlu memberikan apresiasi dari setiap karya yang mereka buat. Anak menggambar sesuai dengan kemampuan imajinasinya sendiri. Sehingga, jika tanggapan yang diberikan tidak sesuai justru hanya akan mematahkan semangat belajarnya dan bisa menghilangkan kretifitasnya.
Dari penelitian terhadap 150 bayi di California, dengan usia 2-3 hari mereka sudah bisa membedakan suara ibunya dengan suara orang lain. Hal itu bisa terjadi apabila bayi ketika masih dalam kandungan memperoleh stimulasi. Sudah banyak penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa bunyi-bunyian di lingkungan sekitar ibunya membantu otak bayi untuk berkembang, karena bayi sudah bisa mendengarkan sejak dalam kandungan.
Stimulasi berupa bunyi-bunyian yang diberikan pada bayi sejak dalam kandungan meningkatkan kecerdasan komunikasinya. Hasilnya, kemampuan dalam berkomunikasi mereka lebih cepat dari anak lain yang tidak pernah diberikan stimulasi.
Adapun stimulasi awal yang dapat diberikan kepada anak oleh orangtua untuk setiap bidang kecerdasan :
a.       Kecerdasan verbal linguistik
mengajak anak membaca bersama, memperhatikan dengan sungguh setiap pertanyaan anak, mendorong anak untuk menceritakan pengalamannya, dan mengajak bermain bersama.
b.      Kecerdasan logika matematika
mengajak anak bermain catur, kartu, memperkenalkan sistem berhitung, dan alat technologi berhitung.
c.       Kecerdasan visual-spasial
mendorong anak untuk menggambar, mewarnai, mengatur dekorasi ruangan, bermain puzzle, dan lain-lain.
d.      Kecerdasan jasmani-kinestik
mengajak berolahraga, mengajak belajar menari, dan melatih kemampuan menggunakan jari tangan untuk membuat ketrampilan.
e.       Kecerdasan musik
memperkenalkan lagu pada anak, menajaknya bernyanyi dan bermain musik, serta mengajaknya menonton pagelaran musik.
f.       Kecerdasan interpersonal
mengajak bermain bersama keluarga, mendorong anak bergaul dengan teman sebaya, dan melatih anak berpendapat.
g.      Kecerdasan natural
mengajak anak menikmati alam, mengajak anak berpetualang, serta memperkenalkan flora dan fauna.
Ada banyak anak yang sebenarnya berbakat. Namun, faktor sorang tua yang tidak memiliki pengetahuan untuk membimbingnya, bakat mereka akhirnya tidak berkembang. Ada banyak alternatif untuk menemukan mutiara dalam diri anak :
a.       Membaca
Menambah informasi bakat seorang anak dari buku, sehingga anak akan melihat lebih jauh tentang dirinya setelah mendapatkan informasi dari buku tersebut.
b.      Menulis
Dengan tulisan, anak bisa mengembangkan imajinasinya.
c.       Sosial Budaya
Mengenalkan anak dengan berbagai bentuk kehidupan sosial dan permasalahannya sehingga akan memancing keinginan anak untuk terlibat didalamnya.
d.      Pengetahuan Alam
Pada bidang ini, anak akan belajar bereksperiman dan melakukan penelitian secara seksama sehingga dapat melatih kesabaran dan menambah pengetahuan.
e.       Kesenian
Menyalurka anak pada kesenian akan melatihnya untuk menggali bakat dan kreativitasnya secara maksimal.
f.       Belajar Kelompok
Belajar kelompok ini dimaksudkan untuk mempermudah pemusatan perhatian dan pengamatan kemajuan dari kelompok dengan bakat yang sama.
            Dari hal-hal yang telah diuraikan di atas, untuk dapat mendampingi seorang anak orang tua juga perlu latihan. Orang tua juga harus menjadi orang tua yang menyenangkan bagi anak-anaknya. Mereka harus melakukan pendektan yang positif terhadap anak-anak. Kuncinya, cukup sederhana yaitu :
1.      Memberdayakan seluruh inderanya
2.      Komunikasi dan diskusi
3.      Memberi kesempatan
4.      Mengajak dan mendorong
5.      Memberi teladan
6.      Merubah lingkungan rumah dan keluarga
7.      Memuji

 Di ringkas oleh : Sri wahyuningsih
santri kelas Alfiyah PPM Aswaja Nusantara
Mahasiswi jurusan PGMI di Alma Atta 

Novel Laskar Pelangi

Novel Laskar Pelangi
Oleh : Andrea Hirata
Di ringkas oleh            :WIDIANA SOFIYANTI
                                    (Siswi kelas X MA Nur Iman )


            Cerita Laskar Pelangi berlatar tempat di desa Gantung, Belitong Timur dan berlatar sosial budaya masyarakat Melayu Belitong. Kisah ini berawal ketika SD Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumatera Selatan jika siswa barunya tidak mencapai sepuluh anak. Ketika itu baru datang sembilan anak yang mendaftar, tepat saat Pak Harfan ( kepala sekolah) akan berpidato untuk menutup sekolah, Harun bersama ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah sederhana tersebut. berawal dari situ, maka cerita mereka pun bermula.  Banyak hal yang diceritakan dalam novel tersebut, mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, cerita saat A Kiong hanya tersenyum ketika ditanya namanya oleh Bu Muslimah, kejadian bodoh yang dilakukan Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda delapan puluh kilometer pulang-pergi dari rumahnya ke sekolah.

            Mereka: Ikal, Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Sahara, Harun, Borek, Kucai, dan Trapani adalah anggota Laskar Pelangi. Julukan “Laskar Pelangi” diberikan Bu Muslimah karena Ikal cs senang memandangi pelangi. Mereka hidup di lingkungan masyarakat yang berprofesi sebagai buruh pertambangan Timah, Belitong. Pendidikan hanya dapat diikuti anak-anak para pegawai PN Timah yang berpangkat, fasilitas hanya dapat dimasuki dan digunakan orang-orang dengan kelas sosial tertentu.
           
          Anggota Laskar Pelangi bertambah menjadi sebelas ketika ada siswa pindahan dari SD PN Timah yang bernama Flo. Dia anak orang kaya yang tertarik akan keunikan SD Muhamadiyah.

            Sungguh memprihatinkan! Mereka adalah anak-anak yang lahir di sebuah pulau yang kaya dengan hasil timah, namun mereka hidup dalam kemiskinan dan tak mendapat akses pendidikan yang layak. Akan tetapi, keadaan tersebut tidak menyurutkan langkah mereka. Di tengah keterbatasan fasilitas, anak-anak tersebut ternyata memiliki semangat belajar yang luar biasa.

            Hingga tiba saat anggota Laskar Pelangi mewakili SD Muhammadiyah untuk mengikuti lomba festival 17 Agustus. Mahar ditunjuk sebagai ketua tim. Dia lah yang menjadi penata artistik karnaval. Pada saat para guru SD Muhamadiyah sangat pesimis karena tak adanya biaya, sentuhan kreatif Mahar berhasil  memukau para penonton dan juri lewat tarian Afrika. Tampilan Ikal cs yang tampak sangat kumuh menjadi “nilai lebih” di mata para hadirin saat memperagakan tarian Afrika.

            Karnaval 17 agustus sangat potensial untuk meningkatkan gengsi sekolah, sebab ada penilaian serius di sana. Ada kategori busana terbaik, peserta paling kreatif kendaraan hias terbaik, parade paling megah, peserta paling serasi, dan yang paling bergengsi: penampilan seni terbaik gengsi. ini juga tak lepas dari integritas para juri yang di pimpin oleh seorang seniman senior yang sudah kondang, Mbah Suro namanya. Akhirnya, mereka berhasil meraih juara di karegori  yang paling bergengsi, penampilan seni terbaik!. 

            Prestasi kembali di raih oleh anggota Laskar Pelangi saat lomba cerdas cermat berkat kecerdasan Lintang. Bahkan saking cerdasnya, Lintang berani beradu pendapat dengan Drs. Zulfikar, guru sekolah PN Timah yang terkenal kecerdasannya. Lintang dengan gagah berani mendebat Drs. Zulfikar guru PN yang arogan jebolan perguruan tinggi terkemuka itu. Setelah mendengar pernyataan dari lintang, sang “Drs” terkulai lemas. wajahnya pucat pasi. Ia kehabisan kata kata pintar untuk mengelak dari pernyataan Lintang. Dan akhirnya ia mengibarkan bendera putih, dan Lintang telah membuatnya knocked out. Lintang berhasil mengharumkan nama baik SD Muhammadiyah. 

Sang laskar pelangi telah menjadi juara.

         Hal inilah yang membuktikan bahwa miskin tidak sama dengan bodoh. Mereka beranggapan bahwa kemiskian hanya dapat diperangi dengan pendidikan. Selain itu, kebahagiaan juga tak hanya soal materi. Anggota Laskar Pelangi melewati tawa dan tangis bersama. Masa kecil mereka penuh dengan kebahagiaan dan keajaiban. Pada masa-masa itulah persepsi mereka terhadap hidup terbentuk.

            Kisah persahabatan ini berakhir saat ayah Lintang tertimpa musibah dan memaksa “Einstein kecil” tersebut putus sekolah dengan sangat mengharukan.

            Ceritapun dilanjutkan dengan kejadian dua belas tahun kemudian dimana Ikal yang berjuang di luar Pulau Belitong kembali ke kampungnya. Begitu juga dengan anggota Laskar Pelangi yang lain. Mereka telah menggapai 107 hal yang mereka cita-citakan. A Kiong dan Sahara membuka toko kelontong yang diberi nama Sinar Perkasa, kulinya adalah Samson. Flo menjadi guru TK di Tanjong Pandan dan bercita-cita membangun gerakan wanita Muhammadiyah. Mahar mengajar dan mengorganisasi berbagai kegiatan budaya.Syahdan menjadi aktor dan berkat beasiswa di Kyoto University, Jepang dan menjadi pemimpin divisi inovasi teknologi dengan ratusan anak buah. Kucai menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong, dan Ikal mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.

MITOS DAN FAKTA SEPUTAR KESEHATAN 2

MITOS DAN FAKTA SEPUTAR KESEHATAN 2

Erikar Lebang adalah seorang pelaku food combining dan pola hidup sehat sejak 1999. Ia menjadi urban icon dunia kesehatan kontemporer yang sangat dikenal lewat tips kesehatan via komunitas sosial media. Oleh Majalah Intisari, ia dimasukkan sebagai ’50 Tokoh Inspirasi Penerobos Kebuntuan’ Indonesia 2012.
Buku ini merupakan lanjutan dari buku pertamanya, Mitos dan Fakta Kesehatan yang terbit tahun 2012.  Seperti halnya jilid pertama, pada jilid kedua pun tulisannya bersumber dari kicauan twitter Erikar Lebang tahun 2012-2013, dengan 42.000 followers!

Erikar Lebang melalui buku ini menawarkan solusi kesehatan (hidup sehat) dengan cara “pola makan” yang benar agar hidup sehat. Pola makan yang benar adalah kembali ke makanan alami, seperti rajin mengonsumsi buah segar dan sayur-mayur tanpa proses kimiawi (buatan).
Erikar menitikberatkan pada tindakan pencegahan penyakit dan perawatan yang benar. Buku ini berbeda jauh dengan buku kesehatan lainnya. Buku-buku lain selama ini memakai metode kesehatan konvensional yang menekankan proses penyembuhan melalui obat-obatan kimiawi.
SARAPAN DAN MAKANAN
SARAPAN BUAH
Sarapan buah harus menyesuaikan kinerja alamiah tubuh. Pada pagi hari, setelah tubuh mengalami proses metabolisme, tubuh akan mengalami fase pengeluaran sisa ‘kerja keras berbenah’ di malam hari. Waktu idealnya mulai dari pukul 04.00 sampai 12.00.  Pembuangan zat –zat sisa tersebut tak hanya melalui BAB (Buang Air Besar), tapi bisa juga melalui buang air kecil, keringat,  nafas yang kita keluarkan. Energi yang dibutuhkan untuk proses ekskresi (pembuangan zat sisa) sangat besar dengan proses yang rumit.
Itu sebabnya sarapan buah sangat ideal dengan waktu siklus pagi. Kenapa? Buah-buahan sangat cocok karena sifatnya ringan. Lalu buah yang seperti apa? Yang terpenting, buah itu harus berserat, berair serta manis karena matang sempurna.
Buah harus dimakan eksklusif! Jangan campur dengan makanan lain. Fruktosa buah punya sifat merusak jika dicerna bersama makanan lain.Disini kita masih terdoktrin dengan pikiran “Jangan makan buah dengan perut kosong, asam, nanti sakit perut”.  Lalu orang mengkonsumsi buah dengan mengganjal perutnya dengan roti atau nasi. Dampaknya, sakit perut beneran!
Begini penjelasannya:
Buah yang dimakan segar secara utuh maupun dalam bentuk jus buatan sendiri, kaya dengan serat, vitamin, mineral, dan enzim. Semua kandungan buah tersebut dapat cepat sekali dimanfaatkan. Kemampuan dapat terserap dengan cepat tersebut tidak dimiliki oleh fruktosa, gula alami dalam buah. Sehingga, level gula darah tidak akan naik secara instan. Fruktosa yang terserap perlahan tidak memancing produksi insulin dari pankreas.

SEPUTAR KANKER
MEMAHAMI KANKER
Penulis mempunyai seorang teman yang di diagnosa terkena kanker paru-paru. Kepadanya, penulis menyarankan untuk mengubah pola hidup terutama pola makan. Akan tetapi, ia tidak bisa menerima konsep bahwa hal ini dapat menyembuhkan penyakit seperti kanker.  Dia lebih setuju dengan pemikiran bahwa untuk menghadapi kanker kita harus menciptakan kondisi tubuh yang membuat sel-sel kanker mati dengan konsep konsep pengobatan yang dilakukan di rumah sakit.
Beberapa bulan kemudian, teman penulis tersebut menghubunginya dan berkata bahwa semua upaya yang ia lakukan gagal dan kankernya memburuk. Kembali ia datang dan meminta saran. Penulis tidak mengubah sarannya, tetap dengan mengubah pola makan.
Kanker yang semakin memburuk pada umumnya membuat para penderita merasa seperti dijebloskan ke dalam penjara yang penuh kegelapan. Tidak tahu kemana dan harus bagaimana. Penderita umumnya pasrah menjalani pengobatan itu-itu saja, menelan ‘berton-ton’ obat, menjalani siksaan kemoterapi, tapi hasilnya minim.
Apakah kanker serumit yang kita kira? Bila kita mengacu pada bahasan ilmiah ilmu kesehatan konvensional, sampai terkini kanker masih menjadi tantangan para ahli medis yang begitu sulit dan kompleks.

MEMBUNUH KANKER

Sel kanker sama seperti naluri mahluk hidup lain yang tidak mau dibasmi begitu saja. Mereka pasti akan menyelamatkan diri dan berkembang. Pola pikir yang umumnya muncul adalah anggapan bahwa sel kanker itu bagaikan benalu yang berupa sel parasit yang merusak harmoni sistem tubuh. Karena dianggap seperti benalu, sel kanker pasif dan tidak bisa melawan, pasrah saat akan dicabut. Terkadang yang terjadi di masyarakat ketika satu sel kanker telah telah dihancurkan, tapi kemudian mucul di titik lain. Begitu seterusnya, bahkan kadang muncul lagi di tempat dimana dia telah dihancurkan. Kita melupakan hal yang sederhana, sel kanker tidak seperti tanaman benalu yang pasrah saat dicabut dan tidak mengganggu lagi setelah dibersihkan. Sel kanker mempunyai kemampuan survival. Ia tidak rela begitu saja dimusnahkan. Intinya sel kanker akan berusaha menduplikasi dirinya agar hidupnya bisa langgeng di satu komunitas besar, yaitu di tubuh yang mereka diami.
Sebenarnya cara melawan kanker paling efisien adalah dengan memanfaatkan logika tentang pertumbuhan sebuah populasi. Apa yang membuat sebuah populasi berkembang di satu daerah? Pasti ada kemudahan atau daya tarik dari tempat itu untuk didiami. Dengan berdasar pada logika ini, kita buat agar tubuh menjadi areal yang tidak nyaman bagi sel kanker untuk tumbuh dan berkembang biak.
Penemuan Otto Heinrich Warburg, pemenang Nobel pada tahun 1931, bisa menjadi acuan yang sangat vital untuk mengubah pola pikir melawan kanker. Dia menemukan bahwa sel kanker hidup dalam PH yang asam. Sel kanker akan mati-matian mepertahankan PH di kisaran minimal 6.0 agar mereka bisa hidup dan berkembang biak secara leluasa. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa sel sehat adalah sel yang bersifat basa. Dengan mengubah PH tubuh menjadi netral atau basa. Sel kanker akan kehilangan alasan untuk hidup di dalam tubuh. Kita bisa mengacu pada temuan Antoine Bechamp (1816-1908) tentang keseimbangan PH asam-basa tubuh seseorang sebagai penentu kesehatan.
Dr. Young dan Shelton mengemukakan bahwa pola makan yang jauh dari buah dan sayuran segar identik dengan masalah kesehatan. Hal serupa juga dikemukakan oleh Hiromiya Shinoya, ahli gastroenterologi, bahwa pola makan yang berat seperti mengkonsumsi protein hewani, makanan hasil proses kimia, minuman selain air putih, membentuk karakter harmoni sistem pencernaan tubuh yang sangat buruk. Dr.Warburg, Dr. Young dan Selton dan Hiromiya mengamini bahwa pola hidup yang berbasis pola makan seperti ini menciptakan karakter PH darah tubuh yang berada di wilayah asam. Dr.Young sendiri  mendirikan klinik yang menuntun penderita penyakit, kanker salah satunya, untuk mengubah pola makan mereka agar PH penderita netral cenderung basa. Adapun Herbert Shelton terkenal dengan klinik dan terapi semacam puasa yang berbasiskan buah dan sayur segar.
Berbasis paham demikian, bukankah kanker semestinya lebih mudah dipahami, dipelajari lalu kemudian ditaklukan? Seharusnya begitu. Namun temuan temuan tersebut tidak ditindak lanjuti oleh otoritas dunia kesehatan. Salah satu alasannya mengacu masalah profit komersial. Dalam hal ini temuan Louis Pasteur lebih mudah diaplikasi. Konsep seek and destroy ala Pasteur diadopsi untuk melaawan sel kanker, diantaranya semua pengobatan invasif-radiatif. Temuan vital Bechamp dan Warburg harus diakui sulit dikembangkan ke sisi komersial, karena tidak akan didukung oleh industri, less profit. Sementara terkait upaya-upaya seperti medikasi, operasi, kemoterapi menjadi sebuah tambang emas bagi industri kesehatan. Jadi seakan akan cara untuk memerangi kanker hanya dari satu sisi, seek and destroy, bukan pada konsep membuat sel kanker tidak mampu hidup di dalam tubuh.

Disini metode Bechamp dan Warburg mempunyai kelemahan signifikan, yaitu selain tidak mendatangkan profit juga membutuhkan komitmen dan kemandirian. Terkait pola hidup, terutama makan, mau tidak mau penderita  kanker tidak mempunyai orang lain untuk disalahkan kecuali dirinya sendiri. Mengapa ia bisa terkena kanker dan mengapa metode penyembuhannya tidak berhasil. Jawabannya tergantung pada cara ia menjalani hidup.

di ringkas oleh : Ai Widianigrum
santri kelas Imrithi di PPM aswaja Nusantara
Mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di UNY