ACHMAD CHODJIM
Penulis buku alfalaq
dan annas
AL-Ikhlash
قل هو الله أحد
الله الصّمد
لم يلد ولم يولد
ولم يلد يكن له كفوا أحد
Inilah surah ke -112 dalam kitab suci Al-Qur’an menurut mushaf
Ustmani. Meskipun ditempatkan di
bagian akhir Kitab, Al
–Ikhlas merupakan surah yang diwahyukan di Makkah.bahkan surah ini diturunkan di awal masa kenabian. Menunrut Maulana Muhammad
Ali, ada 60 surah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. selama lima tahun pertama
kenabian.
Al-Ikhlas
merupakan surah ke-22 yang diturunkan kepada Nabi. tetapi sebagian ulama berpendapat bahwa surah tersebut diwahyukan pada urutan yang ke-19. Surah Al –Ikhlas
disebut juga dengan surah Al-tauhid karena surah ini berisi ajaran pemurnian kepercayaan manusia kepada Tuhan-Nya.
Pada waktu itu sudah lebih dari 15 surah yang telah diwahyukan
kepada Nabi. Akan tetapi, belum ada surah yang khusus menjelaskan
hakikat Allah kepada masyarakat musyrik Makkah. Mereka mempertanyakan sifat
Tuhan yang dipercayai Nabi. Dalam sistem kepercayaan mereka, Tuhan memilki banyak
anak,dan anak-anak Tuhan itu adalah para malaikat.
Diceritakan dalam kitab Tadzkirat Al-Qurthubi bahwa “Barang
siapa yang membaca surah Al-Ikhlas hingga meninggal dunia ,maka ia tidak akan
membusuk di dalam dunia”. selanjutnya di sebutkan
bahwa ia akan selamat dari kesempitan kuburnya. Para malaikat pun akan membawanya melintasi titian al-shiroh
al-mustaqim menuju syurga.
Ada lagi cerita yang disandarkan kepada Ibn Abbas bahwa pada setiap
Padang Sahara terdapat 80 ribu malaikat. Semua malaikat tersebut membaca surah Al-Ikhlas. Setelah itu
mereka membaca:” Wahai Tuhan kami,sesungguhnya pahala dari bacaan ini kami
berikan kepada orang yang membaca surah Al -Ikhlas,baik ia itu laki-laki maupun
perempuan”.
Ada lagi hadist yang langsung disandarkan Nabi
Muhammad,”Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya “Qul huwa
Allahu ahad” tertulis di sayap Malaikat Jibril,”allhu al-shomad”
tertulis pada sayap Mikail, “lam yalid wa lam yuu lad” pada sayap Izro’il,
dan “wa lam yakun lahu kufuwan ahad” pada sayap Malaikat Isrofil.
·
Qul
huwa allahu ahadun “dialah Allah yang maha esa”
“Huwa allah” maksudnya “Dia
Allah”. Dia adalah Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri. Sifat pokok ini juga disebut dalam Ayat Kursi. Di dalamnya, kata “Dia”
mencakup segala hal. “Dia” bukan hanya tidak kantuk dan tidur, tetapi semua yang ada dilangit itu
kepunyaan-Nya. Pada surah
Al-Ikhlas lafadz “Dia” adalah Allah.
Ayat
kursi menyebut “Allah adalah
Dia” keberadaannya yang selalu ada. Keberadaan yang bersifat tetap
dari dahulu hingga masa yang akan datang. Dia selalu tetap. Dia
tak pernah dan tak akan
berubah. Lalu manusia
kita ini siapa? Kita adalah ciptaannya yang diberi hak untuk berada. Artinya kita sendiri tidak memiliki keberadaan. Kita maujud jika
Dia menghendaki keberadaan kita.
Dia
adalah yang
menciptakan langit dan bumi sesuai dengan kebenaran-Nya. Artinya, segala
sesuatu mengandung maksud dan tujuan yang benar. Apa saja yang di ciptakan oleh Tuhan itu mempunyai arti.
·
Allahu
ahad “allah itu esa”
.
Allah bersifat Wajibul
wujud (wajib ada-Nya). Tanpa
Yang Ada, mustahil tercipta segala sesuatu
di alam semesta. Yang Ada sudah pasti
hanya satu. Kalau dua, sudah
pasti tidak wajib ada karena
keduanya akan saling mendahului satu
sama lain? dan nantinya
ada yang mengatur. Yang Ada dalam keniscayaan, yang pasti ada. Maka, Dia yang di
sebut Allah itu satu ada-Nya. Allahu
ahad inilah awal konsep ketauhidan.
·
Seruan Laa ilaa ha illa
Allah .
Nabi Muhamad hadir di dunia
sebagaimana Nabi - Nabi lainnya, yaitu untuk
mengajar manusia mempraktikan kehidupan yang bernuansa tauhid. Pertama,
yang di seru adalah seluruh manusia. Siapa yang menciptakan manusia? Tentu saja Allah SWT. Dalam banyak ayat dinyatakan “Kami menciptakan
manusia”. Lhoh, mengapa kok malah menggunakan kata “Kami”, bukan “Aku”? Bukankan telah
jelas yang menciptakan manusia itu adalah Tuhan? Ternyata hal ini dimaksudkan agar kita
menyadari hubungan manusia dengan Tuhan-Nya.
·
Allahus shomad
“Allah itu Maha kekal dan Absolut”
Allah adalah zat yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dalam Sekar Sari Kidung Rahayu, Achmad
Juwahir Anomwidjaja menerjemahkan ayat tersebut ke dalam bahasa jawa “Allah
kang tansah den suwun-suwun” (Allah adalah yang selalu di mohon).
Dia
itu al-shomad.
Seorang musafir Abdullah Yusuf Ali mengatakan bahwa kata shomad sulit diterjemahkan dengan satu kata yang mengandung arti kata kekal dan absolut. Absolut
adalah sifat eksitensi yang hanya dapat
diatributkan kepada-Nya. Selain-Nya hanyalah
temporal atau sementara, dan hanya Dia
yang tidak tergantung pada suatu. Atau menurut
Muhammad Asad Causa prima. Itulah
makna dari “al-shomad”.
·
Dzul
al-jalali wa al- ikram,
Tuhan-lah yang
kekal.Tuhan maha agung. Dia pemilik kebesaran yang sebenarnya (full of majesty). Rene Descartes (bapak filsafat modern) menyatakan
“cogito, ergo sum” (aku berfikir, maka aku ada). Descartes merasakan bahwa kehadiran Tuhan itu melalui berfikir. Menurutnya, ada 3 ide bawaan yaitu:
(1) ide
pemikiran diri manusia merupakan makhluk yang berkesadaran.
(2)
Ide Allah terkait dengan kesempurnaan-Nya.
(3) ide
keluasan, yaitu segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia harus dimengerti dalam ukuran panjang, lebar ,tinggi, luas, dan lebar.
Tuhan itu kekal dan absolute, maka dengan sendirinya Dia itu Maha Perkasa. Sebutan Tuhan pada Jawa kuno itu adalah sang hyangtaya. “Sang” di gunakan
untuk kata penghormatan. “Hyang” sama dengan
dewata. “Taya” artinya kosong
tidak ada. Meskipun masyarakat Jawa telah
menerima ajaran agama Budha Shunyata (kekosongan), Tuhan tidak disebut sang shunya. Walaupun sama-sama berarti “kosong”, tapi
implikasinya berbeda. Shunya itu bermakna kosong dari
keberadaannya sendiri secara mandiri. Jadi maksudnya adalah segala sesuatu itu tidak kekal (impermanent).
Dia-lah Yang Maha kuasa dan Maha Tahu. Manusia ibarat alat yang
tidak berguna bila manusia tdak meningkatkan dirinya. Allah tidak akan
memberikan cobaan yang melebihi kesanggupan manusia. Namun, bagaimana dengan musibah yang
melanda seperti Tsunami yan g mengakibatkan banyak ribuan manusia meninggal? Hal ini akan banyak orang bertanya-tanya. Ingatlah, Allah itu al-shomad. Dia itu kekal. Perbuatan-Nya
tidak bisa dibandingkan dengan perbuatan manusia.
Al –shomad adalah Juru selamat. Dalam pandangan yahudi, mereka yang hidup di dunia pasti pernah melakukan sebuah kesalahan. Mereka memiliki “syahadad” yang setiap
hari dibaca sebanyak dua kali. ”Shema Israel, adonay elohainu, adonay ehad”
yang artinya “Dengarkan wahai Israel,Tuhan yang maha pengasih Tuhan yang Maha
penyayang itu Allah kita, dan Tuhan itu hanya satu”. Umat kristiani
memiliki semboyan “extra
ecclesam nulla sallus” yang berarti “Di luar gereja
tidak ada keselamatan”. Dalam keyakinan
umat islam, baik dari
sekte suni maupun syiah, mengaku bahwa
hanya dalam agama Islam seseorang akan mendapatkan keselamatan. Hal ini termaktub dalam ayat “Inna
addiina ‘inda Allahi al
–islam” yang berarti “Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah agama Islam”.
·
Lam
yalid wa lam yuulad (dia tidak beranak dan tidak dilahirkan).
Alfa dan omega berarti Tuhan merupakan zat
yang kekal-Nya dari alfa
hingga omega. Kalau
bahasa kita Tuhan disebut yang Awal dan yang Akhir. Namun, dalam segi hakikat, Allah tidak
bisa disebut awal dan akhir, Dia sudah ada, sekarang ada, dan tetap akan ada.
Dalam surah Al-Ikhlas, kalimat pujian di atas diringkas dalam satu kalimat “Dia yang tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan” (lam yaa lid wa lam
yulad). Maka
Dia yang menjadi sumber keselamatan dan sekaligus jalan selamat itu sendiri. Kalaupun yang lahir itu selamat dan tidak tersentuh kematian, sebenarnya ia telah berada dalam
naungan illahi. Berarti dia
memiliiki semua sifat 20 Allah yang sudah menjadi tajalli terkecuali sifat jaiz yang tidak di miliki
manusia.
Siapa Tuhan Alam semesta kita?
o
Praduga, maksudnya
semua yang kita anggap benar
tapi tanpa ada bukti kebenarannya. Yang jelas,
Tuhan bukanlah hasil tindakan menduga-duga
o
Fakta, maksudnya
apa yang kita lihat itu penuh kesadaran atau kejadian yang dilihat tidak
hayalan. Dalam
Al-Qur’an disebutkan bahwa
Tuhan tidak serupa dengan segala sesuatu, atau tidak ada sesuatu yang menyerupainya.
o
Fenomena, maksudnya
jika seseorang mengatakan sesuatu yang tampak itu adalah Tuhan, maka
itu bukanlah Tuhan.
·
“Walam yakul
lahu kufuwan ahad” (tak seorang pun setara dengan Dia).
Dari ahad ke ahad, dari Allahu ahad ke lam yakul lahu kufuwan ahad, ayat pertama
menegaskan bahwa hanya satu kebenaran yang ada. Sedangkan ayat terakhir menyatakan tak seorang pun yang setara
dengan-Nya. Dia adalah
satu-satu nya kebenaran. Sekitar tiga ribu tahun yang lalu, Nabi Musa As
menerima wahyu Tuhan tentang siapa diri Tuhan yang sebenarya. Nabi Musa
diperintah oleh Tuhan untuk mengabarkan kepada Bani Israel. Kemudian Nabi
Musa bertanya kepada Tuhan tentang nama-nama-Nya. Jawaban Allah dalam Surat Al-khuruj (3: 14) berbunyi, “faajabahu
Allah abyahi alladzi ahyahi,maka Allah menjawab nabi Musa “ana al kain” (AKU adalah AKU) .
Allah bersifat Esa. Namun, Esa-Nya bukanlah sebuah bilangan. Allah bukanlah
bilangan satu. Umat islam memanggil-Nya “Allah”, walaupun itu bukanlah nama aslinya. Nama Allah adalah salah satu dari Asmaul Husna, yaitu nama-nama yang di sifatkan
kepada Tuhan saja.
oleh : Zain Aprilia Rahmawati
Kelas Imrithi di PPM Aswaja Nusantara
Mahasiswi jueusan Pendidikan Bahasa Arab
Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar